Bertubuh mungil dan terkadang berkaca mata. Wanita kelahiran Bekasi ini bernama Laila Evi Syahriah. Ia yang berstasus Mahasiswi jurusan Manajemen Dakwah ini mempunyai hobi menulis. Sejak kecil, Ia memang suka menulis diari dan kini hobinya semakin digeluti. Baginya, satu hari tidak menulis bagaikan hari tanpa ada matahari.
Menurut wanita penggemar Habiburrahman dan Asma Nadia ini, menulis memang gampang gampang susah. Akan tetapi, cobalah menulis sesuai tema dengan ketertarikan yang disukai. Laila yang suka melow dan mudah tersentuh akan lebihgampang menulis cerita non fiksi seperti cerpen, puisi dan cerbung. Ketertarikan hal-hal sendu itu, Ia manfaatkan agar bisa mengeksplor keterampilannya dalam menulis.
Di dunia penulisan, Laila bisa menjelaskan sesuatunya dengan detail. Apapun tulisan yang tertulis, isinya akan tergambarkan dengan jelas. Selain itu ketika ide habis, ada saja rasa malas untuk menulis. Akan tetapi, tahap proses itu sudah dilalui Laila. Kini, ide yang tiba-tiba datang tak ingin Ia kecewakan karena Ia tau rasanya dikecewakan. ketika ide lewat didalam pikiran, maka Ia akan menyimpan ide tersebut di note kecil atau aplikasi note di gadgetnya. Bisa juga, ide itu langsung dituliskan. Terlebih semisal sedang dalam perjalanan di bus, jika tidak ada teman untuk mengobrol lebih baik Ia mengetik sebuah tulisan. Wanita yang keibuan ini mengeksplor tulisannya di pagi hari. Suasana pagi yang fresh bisa melancarkan tulisannya dalam sekejap.
Santriwati Darusunnah ini pun belajar dari hal kecil ketika benar-benar aktif semasa kuliah. Tips mudah agar bisa menulis karya sendiri, dimulai dari tidak meng copas makalah orang lain.Habit yang Ia ciptakan pun membuahkan hasil. Kini Ia sudah menulis tulisan yang beragam – bukan hanya yang melow saja dan menerbitkan buku yang berjudul Islam, tradisi dan keilmuan.
Selain itu, satu hal yang tidak boleh dilewati dalam menulis ialah membaca. Imunisi agar tulisan semakin berbobot harus dibarengi dengan buku-buku yang dibaca. Bisa juga melalui internet karena zaman sudah semakin canggih. Meskipun dirinya belum menjadi penulis profesional, Ia berusaha terus berlatih menulis dengan baik dan bermanfaat. Ia sangat teringat dengan pesan dari kiyai Ali Mustafa Yaqub,”Janganlah kamu mati sebelum menjadi penulis karena sebuah tulisan akan kekal sepanjang masa, walaupun penulisnya terkubur berkalang tanah"
Penulis : Syarifah Zahrina Firda
Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia
You can see at http://www.kseuinjkt.or.id/2017/05/tidak-menulis-bagaikan-hari-tanpa-ada.html
0 komentar:
Posting Komentar