sumber gambar : google.com |
Nikmat bisa disyukuri dengan berbagai cara, tak mesti mengeluarkan uang banyak. Setiap kesempatan yang ada bisa dikatakan nikmat, termasuk diam. Jika berpacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diam adalah tidak bergerak (tetap dalam tempat). Ciri-ciri diam yang bermakna dan dinikmati yaitu ketika kita bisa melakukan sesuatu yang positif. Kebanyakan orang yang sangat sibuk dalam hidupnya hanya mengambil nikmat diam untuk tidur atau menonton televisi. Waktu yang terpakai memang tidak sia-sia, namun disayangkan jikalau ada aktivitas lain yang lebih bermanfaat masih dapat dikerjakan.
Salah satu menikmati diam ialah membaca. Detik-detik menjadi berharga ketika kita mencurahkan diri untuk membaca tiap kalimat. Bacaan yang dibaca dapat diraih dari mana saja, mulai dari media cetak seperti buku ataupun media elektronik seperti komputer. keragaman ilmu dan informasi meningkatkan kekayaan intelektualitas kita. Pemilihan gaya bacaan fiksi atau nonfiksi memang akan berpengaruh pada kualitas pribadi tiap jiwa. Akan tetapi satu hal yang harus diingat, apapun bacaannya setiap orang bisa memilih hal-hal yang ingin ia baca.
Jika setiap orang ingin mengisi waktu diamnya dengan membaca, Indonesia tak perlu khawatir akan kebodohan. Terlebih ketika sebagian besar warga Indonesia sudah mempunyai rutinitas membaca. Rangsangan dari bacaan membuat otak bertambah kuat. Otak ibarat sebuah pedang, semakin diasah semakin tajam. Kebalikannya tidak diasah, tidak akan tumpul. Secara tidak sadar, alam bawah sadar kita berpikir. Cakrawala sudut pandang pun bisa semakin luas jangkauannya sehingga mata hati terbuka dalam setiap pemecahan problematika kehidupan.
Wawasan dan ilmu pengetahuan membantu menyesuaikan diri kita dengan pergaulan. Sirkuit saraf otak memang membantu pikiran kita dalam menentukan sikap. Perbendaharaan kosakata dan Keahlian kognitif yang semakin luas mampu menambah khazanah macam-macam ilmu dan beragam informasi. Derasnya informasi yang mengalir dari otak tersebut memantapkan percaya diri didepan banyak orang. Disamping itu, membaca juga mengasah kemampuan menulis kita. Berawal dari membaca, biasanya hati akan tergerak untuk menulis.
Siapapun bisa menjadi penulis, bahkan dari tiap diri kita bisa dikatakan penulis. Hampir semua orang membutuhkan kepandaian dalam menulis. Ketika kita melatih diri untuk menulis, pengembangan berbagai gagasan mau tak mau harus dikuasai. Berawal secara terpaksa, otak akan bernalar mencari ide-ide yang lebih kreatif. Kegiatan tulis menulis menumbuhkan rasa teramat dalam. Sebut saja sikap peka dalam melihat kondisi sekitar lingkungan sangat menguntungkan keberlangsungan diri kita.
Jika otak semakin kreatif dalam menuangkan sebuah tulisan, gaya kepenulisan dari diri kita akan terlihat. Dari pengetahuan tersebut, kita juga sekaligus menjadi peninjau dan penilai gagasan orang lain secara objektif. Tapi ada hal yang perlu diingat, kreativitas menulis bisa mati jika tidak dikembangkan. Layaknya sebuah motor yang melaju cepat, namun akan berhenti apabila bensin sudah habis. Begitulah menulis, seseorang yang konsisten menulis, tapi tak mau membaca sebagai bahan bakar akan menciptkan kekuatan bahasa dan isi yang lemah.
Kita yang ingin aktif menulis membutuhkan berbagai referensi. Salah satu referensi yang paling mutlak memang harus sering membaca. Jurnalis handal yang pintar menulis kejadian fakta, Ia pun membutuhkan bacaan berita sebelumnya agar tulisannya berbobot. Penulis novel berbakat yang keren dalam berimaginasi, Ia pun harus mempunyai ilmu tersendiri untuk memberikan pengaruh kuat dalam isi cerita serta berbagai aspek lainnya. Kita bisa liat novel karya Dee, salah satunya supernova. Begitu hebat khayalan dan fakta ilmu yang ditunjukan sehingga pembaca berdecik kagum. Tak hanya itu, novelnya kini sudah diangkat menjadi film layar lebar.
Orang-orang yang mampu menulis dengan baik dan kreatif, karya tulisnya akan mengenang dan bisa membuat perubahan. Inilah Pergerakan tangan untuk menulis yang memberikan kekuatan luar biasa. Apapun pekerjaannya, seseorang yang bisa menulis dengan baik mampu berbagi ilmu lewat tulisan. Kalimat-kalimat yang dituangkan dalam bentuk tulisan akan menjadi penunjang kemampuannya.
Penyokong dari kemahiran menulis harus dibudidayakan. Disamping itu, tak lupa menikmati waktu diam untuk membaca. Akan tetapi, lebih baiknya membaca punya waktu tersendiri untuk disisihkan. Buatlah sebuah kenikmatan dalam kegiatan membaca. Dari kegiatan tersebut, berikan hasrat jiwa untuk menulis. Bergeraklah lewat tulisan, maka cakrawala akan melebar hingga penjuru dunia.
0 komentar:
Posting Komentar