Selasa, 12 Januari 2016

Review Film Tausiyah Cinta


Sutrdara : Humar Hadi
Penulis Naskah: Umank Ady, Yuli Retno dkk
Produser : Azwar Armando, Suwandi Basyir
Pemain : Rendy Herpy, Hamas Syahid, Ressa Rere, Peggy Melati, Meyda Safira
 Irwansyah dll

Berawal dari Levan (Rendy Herpy) yang mempunyai masalah keluarga. Dimata Levan, kakanya yang bernama Elfa tidaklah bisa menyeimbangkan waktu untuk keluarga dan berdakwah. Sang kaka hanya bisa berdakwah untuk orang lain, tetapi tidak bisa membawa dakwahnya pada keluarganya. Disaat Levan sedang bertengkar hebat dengan sang kaka, justru sang kaka jatuh sakit dan langsung meninggal.  Selain itu, ibunya sudah lama meninggal karena didzolimi oleh ayahnya sendiri. Ketika berganti tahun, hatinya masih tertutup untuk memberikan maaf kepada sang ayah. Dari situlah, Levan mempunyai pergulatan batin. Levan selalu bertanya-tanya mengapa Allah mengujinya lewat keluarganya, padahal ia sudah bertakwa dengan sebaik-baiknya. Dimanakah letak keadilannya ?

Levan pun berdiskusi dengan Azka yang diperankan oleh Hamas Syahid. Sayangnya, nasehat Azka tidak mempan bagi Levan. Pada film ini, Azka adalah teman satu project di kantornya yang hapal Qur`an dengan ketakwaan yang hampir sempurna. Diamnya bagaikan emas, kata-kata dari mulutnya merupakan nasehat. Azka sudah banyak mendapatkan kenikmatan dunia, mulai dari wajah tampan, penghapal Al-Qur`an dan seorang arsitek yang sukses.  Levan menganggap, nasehat Azka yang menyuruhnya sabar,  itu menjadi  wajar saja. toh Azka is mostly perfect, bahkan wanita-wanita pun bisa jatuh hati padanya.

Diantara dua tokoh pria tampan ini, ada Rein (Ressa Rere) yang karakternya patut dicontoh muslimah masa kini. Ia gadis cantik yang hapal Qur`an, senang memanah dan lincah membuat gambar siluet. Sosok Rein pun diam-diam dikagumi oleh Levan. Ia merasa tersentuh dengan keistimewaan yang ada pada Rein. Selain Azka, Rein juga terlibat dalam proyek yang sama. Kekaguman Levan terus bertambah disaat Ia melihat Rein. Ia pun melamar Rein. Tapi, apakah Rein akan menerima Levan?

Ada hal yang menarik dari film ini, alur cerita tidak mudah ditebak. Penonton dibuat bertanya-tanya, siapa pria yang berhasil menjadi pelabuhan terakhir Rein? Ada sebuah quote yang paling saya suka “Karena tampan itu berdurasi, hanya yang mencintai Al-Qur`an yang menyejukan hati”. Dari qoute ini, film Tausiyah Cinta ingin mengajak masyarakat agar terus menerus mencintai dan menghapal Al-Qur`an. Beberapa adegannya juga diselipkan dengan ayat yang sesuai konteks adegan tersebut.

Selain itu, film Tausiyah Cinta mengajarkan kita arti kesabaran. Semua orang pasti akan diuji hidupnya sesuai kadar kemampuannya. Tak hanya Levan yang diuji oleh Allah, Azka yang sholeh dan penghapal Qur`an pun juga diuji. Ujian ini membuat Azka down dan berhenti bekerja. Disinilah adegan mengharukan semakin memuncak. Ujian dan takdir pemain film Tausiyah Cinta memberikan kita sebuah pelajaran. Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari setiap adegannya.

Cuma ada satu kekurangan dari film ini. Kisah dari film ini masih kurang fokus. Peran utama dan kisah utamanya tidak terlihat. Penonton tidak diajak untuk ke satu inti titik pemain. Hal ini membuat cerita serasa terburu-buru dan kurang efektif mengambil shot. But over all is okay. Hikmah yang didapat akan tetap meresap hingga ke hati.

0 komentar:

Posting Komentar