Minggu, 23 Juli 2017

Apakah kamu takdirku?

Bisakah kamu menjadi huruf dari kalimatku?
Bisakah kamu menjadi bait dari puisiku?
Bisakah kamu menjadi narasi dari ceritaku?
Bisakah kamu menjadi mata dari hatiku?

Dari sekian rute, kenapa kamu jalannya?
Dari sekian pintu, kenapa kamu gerbangnya?
Dari sekian kaca,  kenapa kamu cerminnya?
Dari semua jendela,  kenapa kamu gordennya?

Ketika hujan, kenapa kamu payungnya?
Ketika gelap,  kenapa kamu cahayanya?
Ketika dingin, kenapa kamu penghangatnya?
Tapi, apakah kamu tulang rusuk dari takdirku?



Kalimalang, 23 Juli 2017

0 komentar:

Posting Komentar