Sabtu, 02 Mei 2015

Taatlah, meski tak sependapat (Belajar dari film Toba dreams)


Film “Toba Dreams” sudah ada di bioskop-biskop kesayangan Anda pada 30 April. Tepat ketika long weekend dan harkitnas awal mei, gue sekeluarga nonton film ini. Gue pribadi gak pernah nyesel nonton film ini karena banyak konflik yang dimunculkan, bahkan dari konflik tersebut gue bisa juga ambil banyak pesan moralnya. Orang-orang yang sudah menonton film menanggapi dengan hampir sama komentarnya, mereka bilang film ini dapat sisi nilai toleransi beragama, nilai humanisnya, sisi kearifan lokalnya dan apalah-apalah kalau kata Iis Dahlia hehe.....  
Satu pesan moral yang buat gue merinding dari film ini, Ronggur sebagai “anak”, Ia tidak pernah lembut terhadap orang tuanya. Jangankan untuk lembut, memenuhi keinginan orang tuanya pun tidak mungkin mau. Sebenarnya kita memang tidak harus terus menerus mengikuti kata orang tua, namun kalimat yang gue garis bawahi itu punya arti mendalam. Dari kacamata gue, arti medalam tersebut bisa dianalogikan lewat film ini. Ada 3 contoh tipe penurut hingga tidak penurut yang bisa kita maknai sebagai “penurut mengikuti kata orang tuanya “  :
Pertama, Taruli sebagai anak bungsu. Ia diminta bapaknya agar masuk ke SMA Soposurung yang ketat, padahal Ia sudah mengatakan tidak mampu. Sersan TB yang mempunyai watak keras, beliau tetap menginginkan ankanya bisa masuk ke sekolah tersebut. alhasil, Taruli bekerja keras dan terus berusaha mewujudkan mimpi orang tuanya. Berkat kegigihan dan doa tulus dari orang tuanya, Ia pun berhasil dan mulus dalam menghadapi hidupnya. Tipe Taruli ini dikategorikan sebagai penurut. Seorang penurut yang taat pada orang tuanya akan berhasil dalam hidupnya.
Kedua, Sumurung sebagai anak kedua. Ia juga terbilang berhasil. Pada awalnya Ia diminta bapaknya untuk masuk ke sekolah akademi militer, namun Ia juga tidak mampu seperti Arumi. Dalam film tersebut, Sumurung mencoba melembutkan diri terhadap Bapaknya. Ia menolak dengan sopan. Ada sebuah dialog yang menggambarkan bahwa Ia tidak bisa masuk dunia militer, tapi Ia mencoba menjadi rohaniawan di tempatnya. Perbedaan Taruli dengan Sumurung adalah Sumurung menyesuaikan keinginan bapaknya dengan kemampuan yang Ia miliki. Alhasil, Ia pun berhasil juga. Tipe Sumurung menunjukan kepada kita, meski satu hal tak menuruti keinginan orang tua, tapi Ia mencoba hal lain yang bisa menyenangkan hati orang tuanya.
Ketiga ialah Ronggur,  sosok anak tertua yang menjadi inti dari film ini. Dari awal film hingga diujung cerita, Ia tak pernah patuh dan taat kepada orang tua. Anggapan tentang dirinya dimata bapaknya seakan selalu buruk. Padahal pada dasarnya, semua orang tua di muka bumi ini ingin anaknya sukses dan berhasil. Sersan TB dalam mengukur kesuksesan anaknya ialah anak-anaknya bisa menjadi baik, baik dimata Tuhan dan mampu menebarkan kebaikan pada sesama.
Gue pribadi juga setuju dengan sersan TB dalam memaknai kesuksesan. Coba kalau kita lihat dari film ini, ketidakpatuhan Ronggur menyengsarakan hidupnya sendiri. Terlalu banyak melawan dan keras kepala. Kehidupan Ronggur  pun di Jakarta jadi tidak berkah. Mulai dari dirinya yang terjebak kasus penjualan narkoba hingga kisah asmaranya. Kekayaannya juga tidak menghasilkan kebahagiaan. Padahal jika Ia taat dan mampu bersabar sebentar, bapaknya pasti mau mengizinkannya merantau. Namun apa daya, Ronggur terlalu terburu-buru dalam mengambil sikap.
Kalau kita memperhatikan dari tiga anak sersan TB tersebut, Ronggur menjadi cambukan contoh kehidupan kita. Betapa pentingnya patuh dan taat kepada orang tua kita sendiri. Meski tak sependapat, cobalah untuk mencari jalan terbaik agar perbedaan pendapat bukan menjadi penghalang masa depan kita. berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan menjadi kuncinya. Kita dan gue pribadi pasti tidak mau seperti akhir dari cerita Ronggur di Toba dreams,bukan ?
Ia memang bertaubat pada akhir cerita, namun tak sempat meperbaiki diri. Jadi, Ronggur menjadi contoh buat kehidupan kita bahwa kita harus taat pada orang tua. Meski tak sependapat, bisa saja ada kebaikan dari pilihan orang tua kita. Ketika kita mendengarkan orang tua kita, insya Allah hidup kita kita sukses dan berhasil. Amiin Amiin ya Rabbal `alamiin

0 komentar:

Posting Komentar